Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai perhitungan fixed asset turnover atau perputaran asset tetap dan pentingya perusahaan untuk mengetahui hal tersebut. Kita tentu sepakat bahwa Tujuan utama dari setiap bisnis adalah untuk menghasilkan keuntungan atau laba. Terdapat berbagai macam metode perhitungan yang digunakan oleh pemilik bisnis dan investor untuk menilai efisiensi model bisnis suatu perusahaan. Salah satunya adalah dengan menghitung Fixed Asset Turnover Ratio atau rasio perputaran aset tetap. Metriks ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dalam menggunakan asset tetap yang dimilikinya untuk menghasilkan keuntungan. Agar kita bisa memahami secara lebih detail tentang cara kerja metriks ini, penting bagi kita untuk mengetahui masing-masing komponen dalam perhitungannya.
Rumus Fixed Asset Turnover adalah sebagai berikut:
Mari kita bahas satu persatu komponen dalam perhitungan tersebut. Komponen pertama adalah Penjualan bersih atau Net Sales dan Komponen kedua adalah Average Net Fixed Assets. Net Sales adalah semua pendapatan operasional yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa yang telah dikurangi potongan harga dan retur pembelian jika ada. Sedangkan Rata-rata asset tetap bersih atau Average Net Fixed Assets, bisa dihitung dengan menambahkan saldo asset tetap bersih awal dan akhir tahun pada laporan keuangan perusahaan lalu kemudian dibagi menjadi dua. Perlu diketahui juga, asset tetap bersih didapatkan dari jumlah total asset tetap dikurangi dengan depresiasi. Jadi, untuk mendapatkan nilai rata-rata asset tetap bersihnya dalam setahun maka kita harus memiliki 2 data keuangan, yakni data pada awal tahun dan pada akhir tahun yang terdiri dari data total jumlah asset tetap dan depresiasi asset tetap tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi, mari kita bahas ulang mengenai pengertian aset tetap itu sendiri.
Aset tetap umumnya mengacu pada aset yang tidak dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai seperti bangunan, peralatan, dan kendaraan. Aset lancar, seperti surat-surat berharga dan piutang, tidak termasuk dalam total aset tetap. Namun, karena aset tetap mencakup semua aset tidak likuid yang digunakan untuk operasional perusahaan dalam jangka waktu yang lama, total aset tetap perusahaan yang dilaporkan di laporan posisi keuangan dapat mencakup aset tidak berwujud, seperti goodwill. Untuk perhitungan rasio perputaran aset tetap, aset tidak berwujud ini dikurangkan terlebih dahulu dari total asset tetap lalu baru dikurangi dengan depresiasi untuk menghasilkan angka aset tetap bersih. Ini juga sering disebut sebagai properti, plant dan equipment, atau PP&E karena jenis investasi besar ini biasanya merupakan bagian terbesar dari total aset tetap bersih. Total PP&E dapat berfluktuasi sepanjang tahun karena aktivitas penjualan atau pembelian aset tetap yang dilakukan oleh perusahaan.
Cara Membandingkan Fixed Asset Turnover Ratio
Setelah mengetahui hasil perhitungan rasio perputaran asset tetap, maka selanjutnya perusahaan membuat analisa perbandingan rasio tersebut. Tidak ada aturan yang baku tentang rasio perputaran aset tetap yang baik atau buruk. Jadi, metrik ini harus selalu dibandingkan dengan standar industri dan rasio perusahaan lain yang ukurannya serupa. Perusahaan yang memiliki banyak peralatan berat, seperti produsen mobil, tentu memiliki total aset tetap yang lebih tinggi. Kita tidak bisa membandingkan rasio perputaran aset tetap di luar konteks industri tersebut. Sebagai contoh kita melakukan perbandingan rasio dengan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembuatan software yang tentunya hanya memiliki aset tetap yang sedikit, tentu jumlahnya tidak akan relevan untuk dibandingkan. Mari kita lihat contoh berikut ini:
Perbandingan rasio di berbagai industri yang sangat berbeda tidak memberikan wawasan yang benar tentang seberapa baik kinerja perusahaan. Tentu tidak benar jika kita membandingkan rasio Perusahaan A dengan Perusahaan C, karena mereka beroperasi di industri yang berbeda.
Membandingkan Rasio perputaran aset tetap dari perusahaan yang beroperasi di industri yang sama tentu lebih benar untuk dilakukan. Kita dapat melihat bahwa Perusahaan B beroperasi lebih efisien daripada Perusahaan A. Kita bisa berasumsi bahwa Perusahaan A mengalami penjualan yang rendah atau aset tetapnya tidak digunakan secara maksimal.
Secara umum, rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memanfaatkan aset yang ada dengan baik. Rasio yang rendah adalah indikator dari penjualan yang rendah. Selain itu, ada indikasi bahwa bisnis tersebut telah melakukan investasi berlebihan pada asset yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Bagaimana jika perusahaan memiliki Fixed Asset Turnover yang rendah?
Hanya ada dua cara untuk memperbaikinya yaitu meningkatkan penjualan atau melakukan efisiensi asset tetap perusahaan.
Sayangnya pada saat krisis pandemi Covid-19 seperti ini, peningkatan penjualan mungkin masih sangat sulit untuk dilakukan oleh beberapa perusahaan karena daya beli masyarakat yang sangat rendah. Namun, efisiensi penggunaan asset tetap sangat mungkin untuk dilakukan oleh sebuah perusahaan. Manajemen aset tetap yang baik adalah kunci bagi sebuah perusahaan untuk bisa survive pada situasi sulit seperti ini. Perusahaan tentu tidak ingin membeli aset tetap yang sebenarnya tidak dibutuhkan saat ini. Perusahaan juga harus mengetahui aset mana yang sudah tidak bisa digunakan dan harus dilakukan penghapusan. Keberadaan seluruh aset tetap tersebut juga harus bisa diketahui, karena tentunya perusahaan tidak menginginkan adanya “Ghost Asset” yang mungkin masih tercatat pada laporan keuangan.
No Comments